Kembangkan Inovasi, Ateja Mask Berupaya Bantu Pemerintah dan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam kondisi yang masih pandemi Covid-19, masyarakat mengalami adaptasi kebiasaan dalam bersosialisasi. Penggunaan masker berkualitas menjadi keharusan dalam segala aktivitas agar terhindar dari Covid-19. Setelah setahun lebih pandemi Covid-19 mendera, masker yang awalnya merupakan produk kesehatan, kini telah menjelma menjadi tren bagi penggunanya.
Baca juga: Kembali Positif COVID-19, Atta Halilintar: Semoga Gak Sampe Lebaran
Banyak perusahaan memproduksi masker berkualitas, salah satunya PT Ateja, yang dikenal sebagai perusahaan tekstil pemroduksi technical fabric. "Setelah menggeluti technical textile, pada perkembangannya, muncul ide guna membuat kain penunjang kesehatan, yang antara lain tercetus dari kebutuhan salah satu RS di Kabupaten Bandung Barat, yakni tirai untuk ruang rawat inap pasien," ungkap Direktur PT Ateja, Benny Judihardjo dalam keterangan persnya, Kamis (22/4).
Hal tersebut, lanjut Benny, mampu diwujudkan melalui teknologi V-Shield yang mampu mematikan virus dan bakteri yang melekat pada permukaan kain. Inovasi tersebut telah disertifikasi Guandong Detection Centre of Microbiology, Tiongkok, yang menyimpulkan bahwa V-Shield produk Ateja efektif membunuh virus dan bakteri dalam kurun waktu < 2 jam dengan efektivitas 99.94%.
Sukses mengembangkan produk kain kesehatan, Ateja mulai mengembangkan produk masker kain bermerek Ateja Mask. "Hadirnya Ateja Mask, didasari oleh niat mulia, yaitu membantu pemerintah dan masyarakat," kata Benny.
"Diawali terjadi kelangkaan masker medis di mana-mana, harga masker sangat tinggi dan tak terjangkau kalangan menengah-bawah. Beranjak dari hal tersebut, PT Ateja tergerak untuk membantu pemerintah dan masyarakat dengan mengembangkan masker berbahan kain. Ateja Mask pertama yang dibuat adalah masker kain dengan tipe flat-fold yang telah melewati proses ujicoba, sebelum akhirnya dipasarkan secara resmi pada 17 April 2020," tuturnya.
Menurut Benny, pada akhir 2020, Ateja Mask menjadi satu-satunya produk masker kain produksi Indonesia yang mendapatkan sertifikasi AFNOR UNS-1 (standar masker kain yang dipergunakan di Eropa).
"Ateja Mask aman dan nyaman dipakai serta mampu memproteksi manusia dari ancaman virus Covid-19, sehingga kita dapat terus menjalankan aktivitas secara normal dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan Gerakan 5M. Melalui hal tersebut kehidupan diharapkan dapat segera pulih seperti sediakala dan roda ekonomi kembali dapat berputar dengan cepat," jelas Benny.
Baca juga: Nathalie Holscher Positif Hamil, Netizen: Allah Tak Izinkan Bunda Bercerai
Bukan hanya masker, PT Ateja juga berinovasi memproduksi Ateja Hazmat yang kiwari terbagi atas dua kategori yaitu Medical Hazmat dan Fashion Hazmat, untuk penggunaan di perkantoran, bagi dokter atau tenaga medis, dan masyarakat umum. "Produk Ateja Medical Hazmat sendiri telah memeroleh ijin edar dari Kementerian Kesehatan RI, 3 September 2020. Produk APD kami sampai saat ini tercatat telah diekspor ke 8 negara yang mencakup 3 benua, yakni Asia, Australia, dan Amerika," tuntasnya.
Baca juga: Kembali Positif COVID-19, Atta Halilintar: Semoga Gak Sampe Lebaran
Banyak perusahaan memproduksi masker berkualitas, salah satunya PT Ateja, yang dikenal sebagai perusahaan tekstil pemroduksi technical fabric. "Setelah menggeluti technical textile, pada perkembangannya, muncul ide guna membuat kain penunjang kesehatan, yang antara lain tercetus dari kebutuhan salah satu RS di Kabupaten Bandung Barat, yakni tirai untuk ruang rawat inap pasien," ungkap Direktur PT Ateja, Benny Judihardjo dalam keterangan persnya, Kamis (22/4).
Hal tersebut, lanjut Benny, mampu diwujudkan melalui teknologi V-Shield yang mampu mematikan virus dan bakteri yang melekat pada permukaan kain. Inovasi tersebut telah disertifikasi Guandong Detection Centre of Microbiology, Tiongkok, yang menyimpulkan bahwa V-Shield produk Ateja efektif membunuh virus dan bakteri dalam kurun waktu < 2 jam dengan efektivitas 99.94%.
Sukses mengembangkan produk kain kesehatan, Ateja mulai mengembangkan produk masker kain bermerek Ateja Mask. "Hadirnya Ateja Mask, didasari oleh niat mulia, yaitu membantu pemerintah dan masyarakat," kata Benny.
"Diawali terjadi kelangkaan masker medis di mana-mana, harga masker sangat tinggi dan tak terjangkau kalangan menengah-bawah. Beranjak dari hal tersebut, PT Ateja tergerak untuk membantu pemerintah dan masyarakat dengan mengembangkan masker berbahan kain. Ateja Mask pertama yang dibuat adalah masker kain dengan tipe flat-fold yang telah melewati proses ujicoba, sebelum akhirnya dipasarkan secara resmi pada 17 April 2020," tuturnya.
Menurut Benny, pada akhir 2020, Ateja Mask menjadi satu-satunya produk masker kain produksi Indonesia yang mendapatkan sertifikasi AFNOR UNS-1 (standar masker kain yang dipergunakan di Eropa).
"Ateja Mask aman dan nyaman dipakai serta mampu memproteksi manusia dari ancaman virus Covid-19, sehingga kita dapat terus menjalankan aktivitas secara normal dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan Gerakan 5M. Melalui hal tersebut kehidupan diharapkan dapat segera pulih seperti sediakala dan roda ekonomi kembali dapat berputar dengan cepat," jelas Benny.
Baca juga: Nathalie Holscher Positif Hamil, Netizen: Allah Tak Izinkan Bunda Bercerai
Bukan hanya masker, PT Ateja juga berinovasi memproduksi Ateja Hazmat yang kiwari terbagi atas dua kategori yaitu Medical Hazmat dan Fashion Hazmat, untuk penggunaan di perkantoran, bagi dokter atau tenaga medis, dan masyarakat umum. "Produk Ateja Medical Hazmat sendiri telah memeroleh ijin edar dari Kementerian Kesehatan RI, 3 September 2020. Produk APD kami sampai saat ini tercatat telah diekspor ke 8 negara yang mencakup 3 benua, yakni Asia, Australia, dan Amerika," tuntasnya.
(nug)